cerpen romantis
“Leave
me”
“but
najma”
“please...”
Suatu
hubungan yang akupun tak tau apa ku akhiri begitu saja, bendungan air mataku
tak kuasa aku tahan aku menangis lirih tapi hatiku berteriak, bagaimana bisa
aku meninggalkannya? Tapi apa yang harus kuperbuat ? alasanku hanya karena
jarak yang memisahkan “oh tuhan”
JEDDAH
2013
Pukul
satu siang dimana matahari sedang berada diatas kepala, panas kali ini sangat
menyengat karena aku tidak sedang berada di tanah airku, aku berjalan
menelusuri international airport jeddah saudi arabia. Tujuanku disini untuk
ibadah umrah betapa indah sekali, aku tak peduli seberapa banyak keringat yang
mengucur di seluruh tubuhku dibandingkan dengan kebahagiaanku biasa
menginjakkan kaki di tempat istimewa ini. Aku najma fakhira usiaku baru 19
tahun aku adalah mahasisiwi jurusan kedokteran
aku
hanya sendiri menjalankan ibadah umrah ini tanpa sanak keluarga yang menemani,
tapi ayahku sudah menitipkanku pada seorang temannya yang bekerja di arab
saudi, dan sejak itu pula teman ayahku menitipkan ku pada imran, ya imran
namanya! sejak itulah aku mengenal imran dia yang menjadi tourguideku selama
aku berada di mekkah bahkan ketika aku dimadinah, entah kapan rasa itu mulai
muncul! mungkin karena aku melihat sosok yng sangat berbeda dalam dirinya.
Perjalanan
yang takan pernah kulupakan selama aku hidup.
INDONESIA
2017
Senja yang
menjadi temanku disaat beberapa hari aku besumpah untuk selalu tersenyum
meskipun tak ada seseorang yang bisa membuatku tersenyum dipagi hari walau
hanya dengan kata salamnya melalui chat kami, aku tak tau bagaimana dengannya
sekarang aku tak tau keadaanya sekarang dan aku tak tau segalanya tentangnya,
mungkin dia telah bahagia dengan keluarga kecilnya sedangkan aku disini selalu
berfikir tentangnya meskipun kami terpisah jarak yang amat teramat jauh
Aku
tersenyum sambil menikmati indahnya dunia ini, menjelang beberapa sumpahku
menjadi seorang dokter aku masih sendiri tanpa teman hidup yang menemani, tuhan
labuhkanlah cintaku pada orang yang melabuhkan cintanya kepada-Mu
**
Dunia
terus berputar tak mudah aku menjalaninya rintangan demi rintangan yang aku
lewati pahit manis kehidupan aku rasakan, setelah sekian lama aku menjadi
seorang dokter ahli bedah ku sadari waktuku aku habiskan di ruang operasi aku
tak pernah memikirkan apapun kecuali untuk menyelamatkan nyawa manusia. Kami
memang bukan tuhan tapi kami adalah bagian yang diperintahkan tuhan. melalui
usaha kami untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Beberapa saat ketika aku keluar
dari ruang operasi seseorang menyambutku dengan membawa satu potongan kue
beratasan lilin kecil yang menyala
“happy birthday najma” bisiknya padaku karena dia tau ini masih diruang pemulihan orang pasca operasi
“happy birthday najma” bisiknya padaku karena dia tau ini masih diruang pemulihan orang pasca operasi
“What?
shuuttt” aku terkejut
“dokterku
yang cantik, bahkan kau lupa ulang tahunmu sendiri” ejek sahabatku Aila. Dia
adalah perawat dirumah sakit ini kemanapun dan kapanpun kami selalu bersama dan
berjuang bersama
“harusnya
suamimu yang memberikan ini, bukan aku najma” aku tersenyum
“ayo cepat pergi” aku mengajaknya keluar menuju ruanganku
“najma?”
“ya?”
“are sure you will go to mecca for umrah?”
“why not”
“ayo cepat pergi” aku mengajaknya keluar menuju ruanganku
“najma?”
“ya?”
“are sure you will go to mecca for umrah?”
“why not”
“diaaa..i
mean im-?”
“Aila stop it!”
“Aila stop it!”
“ aku
kesana karena kerinduanku pada baitullah tidak ada alasan lain” sanggahku
“i know, but i worry to you”
“dont worry Aila” aku tersenyum padanya. Ini memang berat sama saja aku kembali mengenang kisah bersamanya
“i know, but i worry to you”
“dont worry Aila” aku tersenyum padanya. Ini memang berat sama saja aku kembali mengenang kisah bersamanya
JEDDAH
2017
Aku kembali,
aku memenuhi panggilanmu yaAllah aku memenuhi panggilan-Mu. Hatiku berdesir
rindu dan haru menjadi satu saat aku bisa melihat kembali baitullah dengan
cucuran air mata yang menaglir dikedua pipiku, ku injakan kakiku lagi di masjid
nan agung ini hatiku tersenyum dan berkata “najma nikmatillah “
**
**
Jam
menunjukkan pukul 23:13 malam hari aku beranjak pergi untuk pulang ke hotelku
aku menunggu taksi di sekitar jalan masjidil haram, tak lama taksi yang ku
tunggu datang menghampiriku kulambaikan tanganku ketika aku berjalan kearahnya
ternyata seseorang berjubah ptih datang lebih cepat menghampiri taksi itu, dia
lagsung berbicara kepada sopir taksi untuk menyebutkan tujuannya
“heeyyy.. heyyy...” terlihat iya masih berbicara pada sopir taksi itu
“i’m sorry sir? Tanyaku spontan iya mengalihkan wajahnya padaku dan ternyata aku benar benar terkejut ketika melihat wajah yang sangat tak asing lagi untukku
“you?” aku menutup wajahku dengan kedua tanganku
“heeyyy.. heyyy...” terlihat iya masih berbicara pada sopir taksi itu
“i’m sorry sir? Tanyaku spontan iya mengalihkan wajahnya padaku dan ternyata aku benar benar terkejut ketika melihat wajah yang sangat tak asing lagi untukku
“you?” aku menutup wajahku dengan kedua tanganku
“anti
na-na-jma?” jawabnya terkaku kaku, sesegera aku berlari darinya aku menangis
karenaku tau masih ada perasaan di dalam hatiku ini padanya
“oh tuhaaan..”
**
“oh tuhaaan..”
**
Satu
minggu aku berada di kota mekkah ini, aku berjalan menelusi kota indah ini
berjalan di sore hari itu sangat nyaman karena matahari mulai terbenam disaat
aku sedang menikmati di telusuran jalan sebuah pesan masuk
“najma
its me imran.” Seketika aku berhenti
melihat sebuah pesan yang masuk, selama bertahun tahun tidak pernah ku temui
kembali satu pesanpun darinya, tapi ku hiraukan pesan itu
“najma, i waiting you in mala right now” aku masih tidak menghiraukan pesan darinya itu karena aku tau ini akan menyakitkan
“najma, i waiting you in mala right now” aku masih tidak menghiraukan pesan darinya itu karena aku tau ini akan menyakitkan
“please..
najma” aku kembali merenungkannya fikiranku mengatakan aku tak akan menemuinya
lagi tapi perasaan dan hatiku sangat ingin bertemu dengannya, aku berjalan
barbalik arah menemuinya oke kali ini hatiku yang menang
**
Aku
melihat seseorang bejubah abu berdiri di depan mobilnya di pelataran mala kota
mekkah ini
“i’m
sorry i late, emm what do you wanna say to me?”
“najma,
ho-ow are you?”
“fine,this is all you want to tell me?”
“fine,this is all you want to tell me?”
“emm,
ya” emosiku mulai memuncak
“listen to me imran! please don’t torture me by seeing me again, you know this hurts for me”
“why? Aku berbalik badan dan segera meninggalkan dia secepatnya oh tuhan kenapa aku harus menuruti kata hatiku
“najma stop! Listen to me i’m very very happy to meet you again i cant forget you please dont go” iya berteriak menahanku untuk pergi
“listen to me imran! please don’t torture me by seeing me again, you know this hurts for me”
“why? Aku berbalik badan dan segera meninggalkan dia secepatnya oh tuhan kenapa aku harus menuruti kata hatiku
“najma stop! Listen to me i’m very very happy to meet you again i cant forget you please dont go” iya berteriak menahanku untuk pergi
“Allah
has predestined us to meet again najma” pelahan lahan iya mengampiriku tak
menyangka ada buliran bening jatuh di pipinya
“I've been collecting money to get this” iya menyodorkan pasport ditangannya padaku
“i will going to indonesia’ aku melihatnya tajam
“I've been collecting money to get this” iya menyodorkan pasport ditangannya padaku
“i will going to indonesia’ aku melihatnya tajam
“because..
because I wanna marry you, i want to life with you forever najma” seketika
tubuhku lemas mendengar ini semua, begitu setianya dia padaku? Tak kuasa
membendung air mataku lagi
“Imran?
What your mean?”
“i really love you najma, will you marry me?” air mataku jatuh semakin deras aku menangis terisak isak
“i really love you najma, will you marry me?” air mataku jatuh semakin deras aku menangis terisak isak
“najma..
you okay?” oh tuhan jika kau mengijinkan kuuntuk memeluknya aku ingin sekali
memeluknya tapi aku tau ini belum saatnya.
Komentar
Posting Komentar